Ciri-Ciri Anak Didik


Menurut Edi Suardi (1984) ada 3 ciri-ciri anak didik yaitu :

  • Kelemahan dan ketidakberdayaan
Anak ketika dilahirkan dsalam keadaan lemah dan tidak berdaya. Untuk dapat bergerak harus melalui berbagai tahapan, berbeda dengan binatang yang begitu lahir sudah langsung berdiri. Kelemahan yang dimiliki oleh anak adalah kelemahan rohaniah dan jasmaniah, misalnya dia tidak kuat oleh gangguan cuaca,keadaantubuh basah, panas atau dingin. Begitu juga rohaniahnya, dia tidak mampu membedakan keadaan berbaha ataupun menyenangkan. kelemahan dan ketidakberdayaan anak makin lama makin hilang karena berkat bantuan dan bimbingan pendidik atau yang disebut pendidikan. pendidikan akan berhenti manakala kelemahan dan ketidakberdayaan sudah berubah menjadi kekuatan dan keberdayaan, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh orang dewasa. pendidikan justru ada karena adanya ciri kelemahan dan ketidakberdayaan tersebut.

Pendidik tidak boleh terlalu lama menganggap seorang anak didik itu lemah dan tidak berdaya terus menerus. Kita mengurangi pengertian lemah dan tidak berdaya itu sedikit demi sedikit, dan pada saatnya kita harus sampai pada anggapan bahwa anak sudah cukup kuat dan berdaya, sebab kalau terus menerus menganggap anak didik tak berdaya maka kita akan mengalami kesulitan sendiri yang datangmya justru dari anak didik. 
  • Anak didik adalah makhluk yang ingin berkembang
Bayi normal atau sehat tidak pernah diam, ia selalu ingin bergerak, apa saja yang ia temukan ia raba dan ia coba, semuanya ia ingin ketahui. Vitalitas (semangat hidup) seperti itu memang khas ada pada makhluk kecil.

Kelemahan dan ketidakberdayaan bayi (yang berangsur hilang itu) manjadi motor vitalitas pada bayi sehingga ia ingin berkembang. Keinginan berkembang yang menggantikan ketidakmampuan pada saat anak manusia lahir itu, suatu karunia yang besar untuk membawa mereka ke tingkat kehidupan jasmaniah dan rukhaniah yang tinggi, lebih tinggi dari makhluk lain.


kelemahan dan ketakberdayaan itulah yang menjadi alasan ingin berkembang untuk mengetahui dan mendapatkan hal-hal yang perlu. Keinginan berkembang mendorong anak untuk giat, itulah yang menyebabkan adanya kemungkinan pertemuan atau pergaulan yang disebut pendidikan.

Tanpa keinginan berkembang pada anak, padanya menjadi tidak ada kemauan, tidak mempunyai vitalitas, tidak giat, bahkan barangkali menjadi malas dan acuh tak acuh. Kita jumpai hal ini pada kasus yang parah dari annak yang terbelakang. Sungguh suatu hal yang sulit untuk membawa mereka pada suatu dunia kegiatan yang normal. Mereka hampir tak punya hasrat untuk berkembang itu, sungguh menyedihkan. Kita patut mengucap syukur bahwa anak didik punya ciri ini. Tanpa itu maka perkembangan kemanusiaan (kedewasaan) menjadi sulit sekali kalau tidak disebut mustahil.

Pendidik yang menyadari hal ini akan menggunakan keinginan berkembang, yang kadang-kadang muncul dengan 'peka" sekali, dan karena itu masa peka. Masa peka merupakan saat yang subur untuk perkembangan.

Pada anak didik dalam usia yang lebih lanjutpun banyak kita jumpai dorongan untuk bergerak dalam hal perkembangan ini. Misalnya pada suatu ketika anak-anak suka sekali membaca petualangan, banyak berkelakar dengan teman-teman mereka, sering berkumpul dalam suatu kumpulan anak-anak muda. Kesemuanya itu adalah contoh bahwa mereka berada dalam suatu tahap berkembang tertentu.
  • Anak didik yang ignin menjadi diri sendiri
Seperti pernah dikemukakan bahwa anak didik itu ingin menjadi diri sendiri. Hal tersebut penting baginya, karena untuk dapat bergaul dalam masyarakat, seseorang harus merupakan diri sendiri, orang seorang atau pribadi. tanpa itu manusia akan menjadi manusia penurut, manusia massa, yang tak punya pribadi.

Pendidikan yang tidak memperhatikan anak yang ingin menjadi diri sendir adalah pendidikan yang bersifat otoriter bahkan memaksa, berarti mematikan pribadi anak yang sedang tumbuh. Apabila terjadi maka anak didik akan kehilangan kepribadiannya dan kemudiann akan menjadi seorang manusia yang tak punya kemauan, tidak memiliki vitalitas hidup dan tidak punya prakarsa. Sungguh hal ini pun dihindarkan.

Post a Comment

0 Comments