Ciri-Ciri yang Harus Dimiliki Pendidik


Disini akan dijelaskan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu :
1. Memiliki Kewibawaan
Ciri utama seorang pendidik adalah adanya kewibawaan yang terpancar dari dirinya terhadap anak didik. Pendidik harus memiliki kewibawaan (kekuasaan batin mendidik) menghindari penggunaan kekuasaan lahir, yaitu kekuasaan yang semata-mata didasarkan kepada unsur wewenang jabatan. Kewibawaan merupakan suatu pancaran batin yang dapat menimbulkan pada pihak lain sikap untuk mengakui, menerima dan menuruti dengan penuh pengertian atas pengaruh tersebut.

Kewibawaan adalah suatu pengaruh yang diakui kebenaran dan kebesarannya, bukan sesuatu yang memaksa. Kewibawaan harus berbanding dengan ketidakberdayaaan anak didik, jika pendidik tersebut sukar ditegakkan. Dengan demikian kewibawaan seseorang pendidik akan diakui apabila pendidik mempunyai kelebihan dari anak didiknya baik sikap, pengetahuan maupun keterampilannya.

Kewibawaan hanya dimiliki oleh manusia yang sudah dewasa, suatu kedewasaan rohaniah yang didukung kedewasaan jasmaniah. Kedewasaan jasmaniah tercapai apabila seseorang telah mencapai puncak perkembangan jasmani yang optimal. Kedewasaan rohaniah tercapai apabila seseorang telah memiliki cita-cita hidup dan pandangan hidup yang tetap. Cita-cita dan pandangan hidup telah menjadi milik dirinya, dan sekaligus berusaha untuk mengaplikasikannya dalam perilaku dan perbuatan kehidupannya. Bagi seorang pendidik aplikasi cita-cita dan pandangan hidupnya itu secara nyata berlangsung melalui statusnya sebagai orang tua maupun sebagai pendidik pengganti orang tua (guru misalnya).

Pendidik harus memiliki kewibawaan dimata anak didik, karena anak didik memerlukan perlindungan, bantuan, bimbingan dan seterunya dari pendidik, dan pendidik bersedia untuk memenuhinya. Pendidik dapat memenuhi kebutuhan anak didik tersebut sepanjang terjadi hubungan harmonis antara keduanya, sehingga selama itu pula terdapat pengakuan akan adanya kewibawaan pendidik oleh anak didik.

Pendidik harus mempertahankan kewibawaan yang dimilikinya, sehingga harus dipelihara dan dibinanya. Lageveld (dalam Umar Tirtaraharja, dkk, 2000) mengemukakan 3 sendi kewibawaan untuk memeliharanya yaitu : kepercayaan, kasih sayang, dan kemampuan mendidik.

Dalam hal kepercayaan, pendidik harus percaya bahwa dirinya bisa dan mampu mendidik dan juga percaya bahwa anak didik dapat dididik. Kasih sayang mengandung dua makna yakni penyerahan diri yang sikasih sayangi dan pengendalian terhadap yang disayangi. Dengan penyerahan diri, pada pendidik timbul kesediaan untuk berkorban berupa pengabdian dalam bekerja. Pengendalian terhadap yang disayangi agar anak didi tidak berbuat sesuatu yang merugikan dirinya. Kemampuan mendidik dapat dikembangkan melalui beberapa cara, diantaranya pengkajian terhadap ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan kependidikan, mengambil manfaat dari pengalaman kerja dan lain-lain. Bagi guru menguasai bahan/materi merupakan suatu keharusan untuk mempertahankan kewibawaan.


2. Mengenal Anak Didik
Ciri kedua seorang pendidik adalah mengenal anak didiknya, yakni sifat anak secara umum, anak usia kelas rendah berbeda dengan anak usia kelas tinggi, begitu pula secara khusus setiap anak walau dalam satu kelas dan usia yang tidak jauh berbeda pula. Sifatnya secara khusus berbeda pula. Jika dalam kelas ada 40 anak, maka terdapat 40 sifat anak yang berbeda.
Untuk itu seorang pendidik harus mengenal anak didik secara khusus agar pendidikannya dapat sesuai denga setiap anak secara perorangan, hal tersebut dapat diperlajari dari psikologi perkembangan.

3. Membantu Anak Didik
Ciri ketiga seorang pendidik adalah mau membantu anak didiknya, dan bantuan yang diberikannya harus sesuai dengan yang diharapkan anak didiknya. Kita maklumi bahwa setiap anak didik mau menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, mau bertanggung jawab sendiri dan ingin menentukan sendiri, untuk itu pendidik tidak boleh terlalu memaksakan kehendak tapi ingat pada keinginan anak didiknya tersebut.

Post a Comment

0 Comments