Tarekat Qadiriyyah wa an-Naqsabandiyah adalah salah satu aliran dalam tasawuf yang substansi ajarannya merupakan gabungan dari dua tarekat yaitu Tarekat Qadiriyyah dan Naqsabandiyah. Secara keilmuan dari aqidah lahir ilmu aqa'id, ilmu tauhid, teologi Islam dan ilmu kalam, dari syariah ilmu lahir ilmu Fikih dengan segala cabanynya dan dari aspek haqiqah lahir ilmu tasawuf dan tarekat. Al-Ghazali biasanya menggunakan istilah tauhid, fikih dan tasawuf untuk memberikan padanan pada ketiga aspek aqidah, syariah dan haqiqah.
Arti dasar tarekat adalah jalan. Dan yang dimaksud adalah jalan yang mesti dilalui oleh seorang salik untuk menuju pintu-pintu Tuhan. Secara keilmuan, tarekat dapat dibedakan dari aqidah dan syari'ah tetapi dalam aplikasinya tarekat tidak bisa dipisahkan dari kedua aspek tersebut. Itulah sebabnya ada sementara fakar yang menyatakan bahwa tarekat sebenarnya merupakan inti ajaran Islam. Statemen terakhir tidaklah keliru kalau yang dimaksud adalah substansi ajaran tarekat. Imam Malik berkata sebagai dikutip oleh Al-Gazali yang artinya :
"Barang siapa bertasawuf tanpa fikih maka dia zindik dan barang siapa berfikih tanpa tasawuf maka dia fasik dan barang siapa yang berislam dengan memadukan antara fikih dan tasawuf benarlah dia dalam berislam"
Tarekat tidak bisa diamalkan sendirian tanpa syari'ah seperti halnya syari'ah tidak bisa diamalkan tanpa landasan aqidah; yang benar adalahakidah sebagai landasan, ia bagaikan akar bagi sebuah pohon, syari'ah laksana pohon dan ranting sementara haqiqah adalah buah dari sebuah metabolisme yang ada dalam sistem pohon tadi.
Syari'ah itu terkait dengan hakikat dan hakikat terkait dengan syari'at. Tiap-tiap syari'at yang tidak dikuatkan dengan hakikat, tidak diterima. Dan tiap-tiap hakikat yang tidak dibuktikan dengan syari'at pun tidak diterima pula. Syari'at itu mempersembahkan ibadah kepada Allah dan hakikat itu memperoleh musyahadah dari pada-Nya. Ahli zahir adalah syari'ah sementara ahli batin adalah ahli hakikat. Jika terpilih keduanya maka merupakan ajaran Islam yang sebenarnya. Nabi bersabda :
"Syari'at itu ucapan, Tarekat itu perbuatan, hakikat itu keadaan dan ma'rifat itu modal pokok".
Secara etimologis TQN Berasal dari dua istilah yakni Tarekat Qadiriyyah dan Naqsabandiyyah. Secara ksplisit kedua tarekat ini dipadukan oleh seorang Maha Guru Tasawuf yaitu Syaikh Ahmad Khatib Sambas. Qoadiriyyah adalah nama sebuah tarekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Sultan Al-Auliya Syaikh ABdul Qadir AlJilani. Sementara Naqsabandiyah adalah tarekat yang dinisbahkan kepada pendirinya yaitu Syaikh Bahauddin an-Naqsabandi. Kenapa Dipadukan? Kelihatan Maha Guru yakni Syaikh Ahmad Khatib Sambas tahu benar bahwa kesempurnaan pengalaman tarekat ada dalam keterpaduan antara tarekat Qadiriyyah dan Naqsabandiyyah.
0 Comments
Berkomentarlah secara wajar !!