Kewibawaan dalam Pendidikan


Pengertian Kewibawaan
Kewibawaan atau Gezag adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengannya secara sadar dan sukarela menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Jadi barang siapa yang memiliki kewibawaan akan dipatuhi secara sadar dan tidak terpaksa, dengan tidak merasa/diharuskan dari luar, dengan penuh kesadaran, keinsyafan, tunduk, patuh, menuruti semua yang dikehendaki oleh pemilik kewibawaan itu.


Anak yang masih muda dan kecil, belum tentu mengenal kewibawaan, artinya anak kecil belum tunduk kepada suatu pengaruh atas kesediaan dan kerelaan sendiri. Misalnya anak kecil yang menuruti  perintah ibunya, ini bukan karena si kecil tadi sadar dan insyaf akan perlunya menuruti atau mematuhi wibawa dan pengaruh inunya, tetapi karena terdorong oleh perasaan takut akan muka yang muram dari ibunya atau karena ibunya meninggalkan dirinya sehingga dengan begitu anak melakukan segala perintah ibunya. Pada anak kecil belum ada kesadaran akan kepentingan larangan atau anjuran dari si ibu, tetapi karena pigur atau person ibu tersebut


Pengenalan dan pengakuan terhadap wibawa membutuhkan bahasa, sehingga pengenalan dan pengakuan wibawa itu sejajar dengan tumbuhnya bahasa pada kanak-kanak. Bahasa merupakan tempat pertemuan antara pendidik dan anak didik. Dengan bahasa, anak didik akan mengerti apa arti anjuran dan larangan dari pendidik, sehingga dengan demukian dapatlah dikenal dan diakui berwibawa.


Apabila orang tua tidak menggunakan kesempatan untuk bertemu anak dalam bahasa, artinya bisa orang orang tua tidak pernah memberikan anjuran atau larangan kepada anak. Atau kalau oran tua tidak pernah menggunakan wibawa yang ada padanya, maka akan mengakibatkan anak tidak mempunyai sikap yang tidak dapat didekati, anak akan menjadi asing terhadap kekerasan anak, menjadi tidak dapat lagi dinasehati atau didekati.

Sebaliknya bila orang tua terlalu banyak menggunakan kesempatan bertemu dengan anak dalam bahasa, terlalu banyak memberi nasihat, anjuran atau larangan akan memberi akibat yang dapat merugikan dalam pendidikan. Hal ini dapat menjadikan anak didik menjadi acuh tak acuh atau bersikap mengelakkan diri, sebagai pernyataan protes karena anak merasakan nasihat atau anjuran dan larangan yang berlebihan atau suatu tuntutan yang sukar untuk dilaksanakan.

Menghadapi situasi dimana anak didik menunnjukkan sikap menentang atau protes sebagai suatu pernyataan bahwa anak telah menemukan dirinya, telah mempunyai keinginan, telah mempunyai kemam[uan sendiri, dimana seakan-akan orang tua kehilangan kewibawaannya, adalah bijaksana bila berlaku keras terhadap anak didik, karena denga sikap keras hanya akan menghancurkan benih-benih kesadaran akan kewibawaan yang mulai tumbuh pada diri anak

Peranan Kewibawaan dalam Pendidikan

Kewibawaan dalam pendidikan merupakan salah satu ciri pendidik ketika terjadi interaksi atau hubungan dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas ataupun kegiatan pendidikan lain di luar kelas. Interaksi atau hubungan pendidikan tersebut, biasanya diwarnai oleh adanya aspek pendidikan yang didasari kewibawaan.


Kewibawaan merupakan peranan penting dalam usaha menentukan dan merumuskan tujuan hakiki dan arti pendidikan. Dalam pendidikan memang terjalin suatu relasi atau hubungan yang berdasarkan kewibawaan tertentu. Pada hubungan yang terjadi dalam kondisi yang ditandai adanya figur yang dituakan atau yang dianggap pemimpin, kewibawan akan lebih nammpak lebih jelas seperti dalam kegiatan pendidikan, hubungan antara guru dan murid biasanya ditandai oleh adanya kewibawaan seorang guru.

Post a Comment

0 Comments