Membaca Ayat Kursi Agar Dilindungi


Kisah Penuh Hikmah : Membaca Ayat Kursi Agar Dilindungi

Ketika itu sudah memasuki pertengahan bulan Ramadhan, ABu Hurairah mendapat tugas untuk menjaga lumbung zakat. Pada malam hari, seperti biasa dia berkeliling untuk memastikan keadaan di sekitar masjid.

Di sebuah tempat tidak jauh dari masjid, mata Abu Hurairah menangkap bayangan hitam berkelebat. Sosok bayangan hitam ini semakin jelas mendekati masjid. Gelagatnya sangat mencurigakan, kepalanya melirik ke kiri dan ke kanan. Setelah merasa aman, dia pun masuk ke masjid.

Abu Hurairah terus mengamati orang itu. Matanya dibuka lebar-lebar, rasa curiga semakin besar. Ternyata benar, orang itu mencuri segenggam makanan.

Begitu si pencuri hendak keluar, Abu Hurairah langsung menyergap dan membentak keras orang itu. Tentu saja orang itu kelabakan. Belum sempat melarikan diri, si pencuri ditangkap Abu Hurairah.

"Kena kau, pencuri! Akan kuadukan kepada Raasulullah SAW!" gertak ABu Hurairah.

Mendengar gertakan seperti, si pencuri gemetar dan sangat ketakutan mendengar akan dibawa ke hadapan Rasulullah SAW.

"Ma... maafkan saya, tuan. Saya ini orang miskin, keluarga saya banyak. Saya benar-benar terdesak dan sangat membutuhkan makanan untuk mereka."

Hati Abu Hurairah tersentuh mendengar pengakuan si pencuri. Tanpa bertanya lagi, si pencuri pun dilepaskan. Abu Hurairah berpikiran bahwa zakat ini pada akhirnya akan diberikan kepada orang-orang miskin seperti dia. Apa pun alasannya, mencuri tidak bisa dibenarkan, tetpi memberikan kesempatan bertobat adalah langkah bijak.

Pagi harinya, Abu Hurairah langsung menceritakan kejadian semalam kepada Rasulullah SAW.

"Apa yang dikatakan orang itu kepadamu?" tanya Rasulullah SAW.
"Orang itu mengeluh, wajahnya memelas minta dikasihani. Saya sangat kasihan."
"Orang itu sudah membohongimu!" jelas beliau.
"Maksudnya bagaimana?" tanya ABu Hurairah.
"Nanti malam, orang itu akan datang lagi." Selepas sholat isya, Abu Hurairah tidak pulang ke rumah dan meronda seperti biasa. Kata-kata Rasulullah SAW membuatnya semakin siaga. Kali ini , dia berjaga-jaga lebih ketat karena yakin orang itu pasti datang lagi.

Ternyata benar, di saat kebanyakan orang sudah terlelap, si pencuri datang mengendap-endap. ABu Hurairah bersembunyi di sudut tempat dan kedua matanya terus menatap seakan takut terlewat.

Seperti sudah diduga sebelumnya, orang itu masuk ke masjid dan mencuri bahan makanan seperti kemarin. Tanpa mendapat perlawanan yang berarti, Abu Hurairah berhasil meringkus si pencuri.

"Nah, tertangkap lagi kamu! Kali ini, aku benar-benar akan mengadukanmu kepada Rasulullah SAW," ancam Abu Hurairah dengan nada tinggi. Kata-katanya tidak jauh berbeda dengan kemarin.

Si pencuri mengeluh dan membalas. Seperti kemarin malam, dia meminta maaf kepada Abu Hurairah.
"Tuan, maafkan saya. Kemiskinan telah memaksa saya berbuat jahat. Saya sangat membutuhkan makanan ini untuk keluarga. Saya benar-benar terdesak. Besok malam, saya tidak akan mencuri lagi."
Abu Hurairah terharu mendengar pengakuan orang itu. Kata-katanya sanyat menyentuh dan dia tidak tega membayangkan beban yang harus ditanggung orang itu. Kali ini dia pun membebaskan si pencuri.

Pagi harinya, Abu Hurairah menceritakan kejadian tersebut kepada Rasulullah SAW. Beliau hanya tersenyum mendengarnya, kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang sama seperti kemarin. Abu Hurairah juga memberikan jawaban yang nyaris sama.

"Pencuri itu telah berbohong! Lihat saja, nanti malam dia akan datang lagi," tegas beliau.

Malam itu, Abu Hurairah kembali berjaga-jaga dengan kewaspadaan penuh. Dari tempat persembunyian, ABu Hurairah mengawasi daerah sekitar masjid. Matanya dibuka lebar-lebar dan telinganya dipasang baik-baik. Setiap gerakan atau suara yang mencurigakan tidak luput dari perhatiannya.

Dua kali si pencuri telah membohonginya dan ABu Hurairah sangat kesal dibuatnya.
"Awas jika tertangkap! tidak akan kulepaskan!" gumam Abu Hurairah sambil mengepalkan kedua tangannya.

Cukup lama Abu Hurairah menunggu, hatnya sudah tidak sabar ingin segera menangkap si pencuri. Abu Hurairah menyesal karena melepaskan si pencuri begitu saja untuk kedua kalinya. Kali ini si pencuri harus digelandang ke hadapan Rasulullah SAW.
"Awas, Kali ini tak akan kuberi ampun!" Batin ABu Hurairah

Malam semakin dingin dan keadaan semakin sunyi, hanya sesekali terdengar binatang malam mengeluarkan bunyi. TIba-tiba, sebuah bayangan hitam berkelebat.
"Pasti si pencuri,"bisik ABu Hurairah.
Terlihat bayangan mengendap-endap ke masjid. Baru saja si pencuri mau beraksi, ABu Hurairah langsung menyergapnya dari belakang.
"Ayo, mau lari kemana kau?!" bentuk Abu Hurairah.
Orang itu bertekuk lutut dihadapan ABu Hurairah, wajahnya sangat ketakutan, dan kedua tangannya gemetaran. Namun, kali ini ABu Hurairah tidak terpengaruh. Pengalaman mengajarkan bahwa orang itu tukang bohong. Kali ini, dia tidak mau dibohongi dan tekadnya sudah bulat.

"Kamu akan kubawa ke hadapan Rasulullah SAW. Sudah dua kali membohongiku! Kali ini tidak ada ampun lagi!' bentak Abu Hurairah.
"Tolong bebaskan saya, tuan," si pencuri memelas.
Abu Hurairah sudah tahu apa yang akan dikatakan si pencuri dan semakin memperkuat cengkramannya, tak mau si pencuri terlepas.
"Tuan, saya mohon lepaskanlah saya," ujar si pencuri mengiba.
"Enak saja ini sudah ketiga kalinya engkau mencuri. Tidak , aku tidak akan melepaskanmu!"
"Begini tuan, saya punya tawaran."
"Tawaran apa?"
"Tolong Tuan lepaskan saya sebagai balasannya, saya akan mengajari beberapa kalimah yang sangat ampuh dan bermanfaat kepada tuan."
"Kalimah-kalimah?" tanya Abu Hurairah penasaran.
"APabila tuan hendak tidur, bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan melindungi Tuan. TIdak akan ada setan yang berani mendekati Tuan sampai pagi."
Abu Hurairah tertarik mendengarnya. Sebagai balasan, dia pun membebaskan si pencuri. Setelah cengkraman Abu Hurairah melonggar, si pencuri kemudian lari terbirit-birit.

Pada pagi hari, ABu Hurairah sudah bersiap-siap bermaksud menemui Rasulullah SAW dan hendak menceritakan kejadian semalam. Namun, Rasulullah SAW mendahului bertanya.
"Semalam apa yang dilakukan si pencuri?" tanya Beliau.
"Saya heran, orang itu mengajari saya faedah Ayat Kursi."
"Terus, apa yang dia katakan?"
"Katanya, bila hendak tidur, bacalah Ayat Kursi. Dengan begitu, Allah akan senantiasa melindungi. Setan juga tidak akan mendekat sampai pagi."
Raasulullah SAW tersenyum mendengar penuturan Abu Hurairah itu.
"Si pencuri memang tukang bohong, tetapi untuk yang terakhir ini, dia berkata benar. Sebenarnya, si pencuri itu adalah setan," papar beliau.

Sumber : Buku "Like Father Like Son" Penulis Mohamad Zaka Al Farisi

Post a Comment

0 Comments